M. Habibi Abdullah (Anak Ibu Dessi), 6 Tahun. Gresik Saya mempunyai dua anak yang pertama laki-laki dan yang kedua perempuan, Habibi putra pertama saya, saat dia masih playgroup merasakan sakit pada daerah paru-parunya, begitu pula anak saya yang perempuan.
Pada bulan April 2005, ketika ingin menjalankan sholat Dhuhur, saya mengalami masalah, kaki dan tangan kanan saya tidak dapat digerakkan sama sekali. Akhirnya, diketahui bahwa saya terkena stroke, hipertensi (210/110), diabetes (kadar gula darah saya 330), dan kolesterol tinggi (400 mg/dL).
Sebelum mengonsumsi produk HDI, saya sudah berobat ke dokter spesialis namun sama sekali tidak ada kemajuan. Badan saya tetap terasa lemas hingga tidak bisa berjalan.
Awalnya, saya jatuh dari kamar mandi. Saat ingin berdiri, tiba-tiba tangan dan kaki sebelah kanan saya tidak bisa digerakkan. Saya pun langsung dibawa ke rumah sakit dan dokter menyatakan bahwa saya terkena struk.
Ibu saya termasuk sangat sehat. Beliau adalah pekerja keras dan tidak pernah sakit yang terlalu serius. Bulan Oktober 2014, Ibu Aisyah Malangi sakit, beliau dua minggu di rumah. Dengan dokter keluarga, biasa diberikan obat langsung sembuh. Jika tidak sembuh maka akan diberikan resep yang lain dan biasanya sembuh.
Arles berusia 6 tahun 11 bulan, mengalami penurunan daya penglihatan dan tidak sadar seperti orang yang koma. Keesokan harinya, orang tua anak tersebut membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Pihak rumah sakit melakukan penelitian, melihat gejala yang dialami oleh Arles ditemukan adanya tekanan di dalam otaknya.
Sebelumnya, saya merasa tidak nyaman dengan bagian perut seperti terkena sakit maag. Waktu perjalanan ke Manado untuk mengikuti acara Jos. Perjalanan 8 jam dari Gorontalo ke Manado, saya merasa sangat menderita. “Bagaimana tidak, lambung saya membesar akibat maag/ gastritis (radang lapisan lambung). Awalnya saya berpikir bahwa lambung saya yang bermasalah,” cerita Meiske.
Ataya Fikri Rizqulah, 3 tahun. Pekalongan Saat usia anak saya enam bulan, ia sering mengalami kejang. Sehari bisa sampai tiga kali kejang dan berlangsung selama dua bulan. Menurut dokter spesialis anak, ia menderita epilepsi dan harus rutin berobat ke dokter syaraf selama lima tahun.
Asmaniah Jabbar, 10 Tahun. Makassar Pada tahun 2004, anak saya, Asmaniah Jabbar, menderita kejang-kejang, dan matanya turun naik, penyakit tersebut dalam bahasa orang tua di kampung kami, disebut penyakit sittang.
Fr. Ignatius IGD, HHK, 39 Tahun. Makassar Sejak tahun 2000, berat badan saya mulai menurun, mudah terasa lapar, demam, dan mudah lelah. Namun, baru pada bulan Januari 2001, saya memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam di Kupang, tempat saya bertugas. Dari hasil diagnosis dokter dan didukung dengan hasil pemeriksaan darah di laboratorium, diketahui bahwa saya…